Info ini didapatkan dari hasil menonton Reportase Investigasi
di Trans TV hari minggu, 27 Mei 2012.
Banyak orang pernah mengkonsumsi
roti dari merek yang terkenal sampai yang tidak terkenal. Jika dilihat dari
kemasan yang kurang lebih alakadarnya, kemasan berupa plastik jernih dengan
tulisan merek dan gambar "halal", roti itu sedikit meragukan. Tapi
apakah kemasan yang bagus dan juga merek bisa menjamin suatu makanan diklaim
sebagai makanan yang aman untuk kesehatan? Ternyata tidak. Hal itu tentu
mengagetkan penonton atau pembaca sebagai penggemar roti.
Ternyata, roti yang beredar di
pasaran dengan berbagai merek dan kemasan serta rasa, tidak sepenuhnya aman
untuk dikonsumsi karena ada oknum pemilik pabrik roti yang menggunakan
menggunakan bahan2 berbahaya bagi kesehatan dalam proses pembuatannya. Dan
ketika tim reportase mencoba masuk di salah satu pabrik roti yang dicurigai
tersebut, ditemukan bahwa di pabrik itu juga tidak mempedulikan kebersihan.
Lalu seperti apa Contohnya?
“Adonan baru bercampur dengan adonan
lama. Jika ada adonan yang jatuh, maka diambil lagi dan dicampur dengan adonan yang
masih baru.”, begitu kata oknum yang menjadi supervisor dalam Reportase Investigasi.
Bahkan ketika diwawancarai oleh tim reporter
transTV, oknum mengaku jadi tidak suka lagi dengan roti lagi sampai sekarang.
Oknum juga melarang keluarganya untuk mengkonsumsi roti. "Mending makan
singkong aja deh..." katanya. "Geli aja bikinnya. Tidak
higienis." Lanjutnya. Dan si bapak oknum itu pun mengakui hal tersebut.
Kemudian, apa bahan berbahaya yang bisa saja
terkandung dalam roti?
Dalam pembuatan roti, dicampurkan
bahan pengawet berupa BORAKS (pijer) yang dapat menyebabkan KANKER di
masa yg akan datang. Selain itu, ternyata di pabrik ini, roti dibuat dengan MENTEGA
KADALUARSA dan TELUR yang cangkangnya sudah PECAH.
telur ini dapat berbahaya karena ada kemungkinan mikroba dapat masuk ke dalam
telur, misalnya salmonella.
Tidak berhenti sampai di situ,
ternyata dalam pembuatan roti manis, pabrik ini menggunakan gula biang
alias sakarin. Hal ini karena selain murah juga dapat menutupi rasa pahit
pengawet. Selain itu, jika ada roti yang tidak laku di pasaran maka
roti itu dikumpulkan lalu dibakar dan dijadikan roti kering. Roti-roti itu
juga tidak dibersihkan terlebih dahulu karena akan memperlama
pekerjaan.
Untuk menguatkan hasil investigasi,
tim reportase membawa 10 sampel roti ke laboratorium untuk diuji kandungannya.
sampel tersebut terdiri dari roti yang dijual di tempat-tempat biasa dan roti
bermerk yang dijual di mall dan supermarket.
Setelah diuji, didapatkan hasil
bahwa 6 dari 10 roti mengandung boraks dan 3
dari 6 itu adalah roti bermerek. Bahkan, sampel roti yang diambil dari
mall mengandung kapang di atas ambang batas standar Indonesia.
Jika dimakan oleh anak, maka akan mempengaruhi kecerdasan anak yaitu menurun
bahkan bisa jadi bodoh.
Mari kita lihat ciri roti yang aman
dan yang berbahaya menurut narasumber chef BJORN.
Ingat lihat cirinya, bukan mereknya
ciri roti yang sehat :
·
semakin lama roti akan semakin keras
·
warna agak kekuningan.
·
bau butter/mentega.
·
jika dipilin akan menggumpal seperti adonan semula.
ciri roti yang tidak aman :
·
jika awet 1-2 minggu roti tersebut patut dicurigai.
·
roti tidak ada baunya.
·
jika dipilin akan rontok.
Pemilihan
roti bukan dilihat dari merk yang terkenal melainkan bagaimana ciri dari roti
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar